Tekan Kasus Demam Berdarah, Ini Langkah Taktis Dinkes  Bantaeng

    Tekan Kasus Demam Berdarah, Ini Langkah Taktis Dinkes  Bantaeng

    BANTAENG - Berhasil dihimpun, Tercatat 54 Kasus demam berdarah telah ditangani Tim kesehatan kabupaten Bantaeng Hingga 24 Januari 2022 yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten Bantaeng.

    Kendati demikian, dilaporkan dari 54 Kasus terdapat 52 telah dinyatakan sembuh atau pulang ke rumah setelah mendapat penanganan di RSUD Prof Dr Anwar Makkatutu Bantaeng.

    Dari keterangan juru bicara Dinkes kabupaten Bantaeng, dr Armansyah, M.Kes, berikut data  jumlah kasus yang tersebar di 26 desa dan Kelurahan: Kasus tertinggi ada di Kelurahan Pallantikang sebanyak 12 orang, Bonto Sunggu 6 orang, Bonto Maccini 6 orang Bonto Salluang 2 orang, Bonto Rita 2 orang, Letta 2 orang, Bonto Manai 2 orang, Pajukukang 2 orang, Malilingi 2 orang, Bonto Lebang 2 orang,

    Kendati tingkat kesembuhan hampir 100 persen, Kadis kesehatan Bantaeng, dr.Andi Ihsan, M.Kes melakukan upaya untuk mencegah terjadinya kasus yang sama.

    Kadis kesehatan membenarkan bahwa sejak Januari 2020 per tanggal 24 Januari 2022 itu terdapat 54 kasus yang ditangani di rumah sakit di Kabupaten Bantaeng.

    Menurutnya, 54 kasus tersebut tersebar di 26 dari 67 desa kelurahan yang terdapat di kabupaten Bantaeng.

    "Alhamdulillah per 24 Januari 2022 sesuai dengan laporan dari tim tim kami dari 54 kasus itu sisa 2 orang yang yang kita rawat di rumah sakit", Ungkap dr. Andi Ihsan.

    Untuk pencegahannya, kadis memaparkan upaya-upaya Dinas Kesehatan untuk melakukan pencegahan terjadinya kasus serupa.

    "Dengan dibantu oleh Puskesmas bersama-sama dengan pemerintah setempat dalam hal ini Camat, Kepala desa dan Lurah dengan melakukan langkah-langkah taktis yakni melakukan pemantauan dan pembagian Abate. Jadi tujuan Abate ini adalah untuk membunuh jentik jentik nyamuk", Kata kadis

    Selanjutnya, Dirinya dan tim kesehatan melakukan pemantauan jentik secara berkala dengan melakukan fogging fokus untuk membunuh nyamuk aedes dewasa.

    "Setelah itu teman-teman juga melakukan evedomologi untuk mencari tahu penyebab terjadi kasus demam berdarah melakukan promosi kesehatan melakukan penyuluhan dan informasi di masjid-masjid sekolah dan juga tempat umum lainnya", Terang kadis

    Kadis menyampaikan bahwa pengasapan atau fogging fokus bukan satu-satunya menyelesaikan masalah, Yang paling penting kata dia, adalah bagaimana masyarakat bersama-sama melakukan PSN (pemberantasan sarang yamuk).

    "Insya Allah dengan melakukan PSN, kita melakukan antisipasi dan melakukan fogging,  penularan demam berdarah kita bisa putus di Kabupaten Bantaeng", Kunci dr.Andi Ihsan.

    Bantaeng Sul-sel
    Ryawan Saiyed

    Ryawan Saiyed

    Artikel Sebelumnya

    Biro PBJ Pastikan Lanjutkan Tender Stadion...

    Artikel Berikutnya

    Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji Hadiri...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Welcomingi Dinner Delegasi World Water Forum ke-10 di GWK Siap Diamankan Polri
    KAHMI Sulsel Bakal Gelar Serial FGD, Cari Solusi Komprehensif Atasi Banjir dan Longsor
    Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Agus Salim Secara Resmi Tutup  Turnamen Sepak Bola Kajati Sulsel Cup I 2024
    Polri Siap Amankan Welcoming Dinner Delegasi World Water Forum ke-10 di GWK
    DPR Apresiasi Jenderal Sigit Atas Penghargaan Bagi Satrio

    Ikuti Kami